Ritual memohon kesembuhan kepada Dewata, banyak kita jumpai di berbagai etnis di Nusantara. Sebut saja upacara Badawe yang dilaksanakan Suku Dayak kemudian ada rutal Balia yang dipraktikkan oleh etnis Kaili di Sulawesi Tengah. Di Jambi, juga ada ritual penyembuhan yang dinamakan Basale.
Dalam pelaksanaannya, ritual ini dipimpin oleh seorang Tumenggung atau dukun (alim). Ritual dilangsungkan di suatu balai berukuran cukup besar, sehingga bisa memuat banyak orang. Balai-balai ini dibuat sehari sebelum ritual dilaksanakan.
Basale besar atau bermalim beringin tujuh pangkat. Bertujuan menyembuhkan penyakit berat. Upacara ini dengan pembacaan mantera yang dinyanyikan dan merupakan sastra suci yang disebut dengan ”sale” yang terdiri dari tiga puluh nyanyian.
- Basale kecil bermalim beringin tiga pangkat untuk menyembuhkan sakit ringan dengan puluh sale.
- Basale bermalim sale untuk menyembuhkan sakit ringan dengan tujuh sale.
- Basale bermalim suraian untuk menyembuhkan sakit gila, lupa ingatan, dungu, dengan tiga puluh tiga mantera sastra suci.
- Basale bermalim gelemat, untuk menyembuhkan sakit bagi perempuan hamil dan ingin keturunan.
- Basale bermalim katu aro untuk menyembuhkan sakit melahirkan.
- Basale bermalim bujuk untuk mencari jodoh dan bernazar.
- Basale bermalim puncak meligai untuk upacara selamatan besar, tamat menjadi malim kepala.
- Basale bermalim timbang dundangan, untuk upacara perkawinan.
- Basale bermalim jadi (bermalim datuk) dilaksanakan untuk wabah penyakit dan sebagiannya.
Budaya Upacara Besale dari Suku Anak Dalam (SAD) ini sudah masuk daftar tunggu di Unesco. Yang mana ketika telah mendapatkan sertifikasi atau pengakuan dari Unesco, upacara basale ini akan dapat pengaruh positif terhadap pelestarian budaya. []