
Kehebohan terjadi di Gedung BRI 2, Jl Sudirman, Benhil, Jakarta Pusat, saat merebak kabar seorang WNA asal Tiongkok, karyawan salah satu perusahaan di gedung itu, menderita demam. Virus corona menjadi momok masyarakat dunia.
Penyakit mematikan yang diyakini berasal dari virus itu pertama kali dilaporkan muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Lantaran mewabah di Wuhan, virus 2019-nCoV kemudian dijuluki pula sebagai virus Wuhan.
Akibat penyebaran virus itu, kini Tiongkok telah menutup 18 kota, demi membendung dan mengatasi virus corona jenis baru, 2019-nCoV. Tercatat hingga Minggu (26/1/2020), seperti ditulis AP News, korban tewas akibat virus corona telah mencapai 56 orang. Angka tersebut merupakan bagian dari total 1.975 kasus yang dilaporkan.
Secara kronogis, data AFP pada Sabtu (25/1/2020) menyebutkan perkembangan penyakit tersebut. Yakni, pada 31 Desember 2019 otoritas Tiongkok memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang beberapa kasus pneumonia di Wuhan, sebuah kota pelabuhan dengan 11 juta orang di provinsi Hubei. Hanya saja ketika itu, detail virus belum diketahui.
Sehari kemudian, tepatnya pada 1 Januari 2020, Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Kota Wuhan ditutup, karena diketahui beberapa dari mereka yang terjangkit penyakit bekerja di lokasi itu. Seiring 40 orang terinfeksi virus, para ahli pun berupaya mengidentifikasi virus.
Pada 5 Januari 2020, para pejabat Tiongkok mengesampingkan kemungkinan itu sebagai virus SARS, penyakit yang berasal dari Tiongkok dan menewaskan lebih dari 770 orang di seluruh dunia selama 2002-2003. Namun pada 7 Januari 2020, WHO mengumumkan telah mengidentifikasi virus baru di Wuhan. WHO menyebut, virus itu berasal dari keluarga coronavirus, yang meliputi SARS dan flu biasa, dan dinamai secara resmi sebagai 2019-nCoV.
Pada 11 Januari 2020, otoritas Tiongkok pun mengumumkan kematian pertama akibat virus itu yang menimpa lelaki berusia 61 tahun. Diketahui, lelaki itu telah membeli barang-barang dari sebuah pasar di Wuhan. Selanjutnya, pada 13 Januari 2020, WHO melaporkan sebuah kasus serupa di Thailand, sebagai kasus pertama di luar Tiongkok, yang dialami seorang wanita yang datang dari Wuhan.
Selang tiga hari, Kementerian Kesehatan Jepang pun melaporkan temuan kasus virus 2019-nCoV, yang menimpa seorang pria yang juga telah mengunjungi Kota Wuhan. Dan pada hari berikutnya, ketika kematian kedua dilaporkan di Wuhan, otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) mengumumkan dimulainya penyaringan di tiga bandara untuk para penumpang yang tiba dari Kota Wuhan.
Pihak berwenang di AS, Nepal, Prancis, Australia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Vietnam, dan Taiwan mengonfirmasi temuan kasus virus selama beberapa hari berikutnya. Sedangkan Tiongkok melaporkan kematian ketiga dan lebih dari 200 orang terinfeksi. Kasus-kasus penularan penyakit itu dilaporkan mencakup luar provinsi Hubei, termasuk di Beijing, Shanghai, dan Shenzhen.
Pada 22 Januari 2020, angka kematian di Tiongkok melonjak menjadi 17 orang dan lebih dari 550 orang diketahui terinfeksi. Sebelumnya Zhong Nanshan, pakar penyakit menular di Tiongkok, juga telah mengungkap potensi penularan virus tersebut dari manusia ke manusia. Seiring itu, banyak bandara di Eropa pun meningkatkan pemeriksaan penerbangan dari Wuhan.
Kamis (23/1/2020), otoritas memutuskan untuk mengisolasi Kota Wuhan, di mana dilakukan penangguhan layanan keberangkatan penerbangan dan kereta api. Langkah serupa diumumkan pula untuk dua kota lainnya di Provinsi Hubei, yakni di Xiantao dan Chibi.
Setelah pada Rabu (22/1/2020), Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengadakan pertemuan dadakan di Jenewa, Swiss, pada keesokan harinya Kepala WHO Tedros Adhanom menyampaikan bahwa dampak penularan penyakit akibat virus coreona menyebabkan keadaan darurat di Tiongkok. Kendati begitu, komite WHO yang terdiri dari 16 ahli independen menyimpulkan wabah corona itu belum menjadi keadaan darurat kesehatan global.
Pada 24 Januari 2020, jumlah kematian di Tiongkok telah mencapai angka 26 orang, dan pemerintah melaporkan lebih dari 830 terinfeksi. Sedangkan jumlah kota yang ditutup di Hubei meningkat menjadi 13, yang memengaruhi 41 juta orang. Shanghai Disneyland ditutup dan beberapa kota mengumumkan penutupan tempat hiburan. Pihak Beijing pun mengatakan bagian dari Tembok Besar China dan landmark terkenal lainnya juga akan ditutup. [*]